Monday, November 17, 2008

Loooo Teloooooo!!!

Loooo telooooo! suara lantang itu sering kita denger di lorong2 kampung...duluu siih..sekarang mungkin masih ada. Bapak setengah baya yg dg lantang menjajakan ketela rambatnya dari satu kampung ke kampung laen sambil bersepeda ontel, ada juga yg dipikul. Ketela rambat , ketela, sweet potato, satsumaimo bato boso jowone disebut juga telo. Kebiasaan masyarakat kita yg masih mengganggap "telo" ini sebagai makanan kelas bawah sangat berpengaruh buat pamor sang telo ini.

Padahal sebenernya kandungan nutrisi telo ini bagus banget. Kandungan kalsiumnya aja 2 kali lebih banyak dibandingkan kentang ples beras. Begitu juga sama kandungan proteinnya. Dari WHFoods.org dilaporkan kalo nutrisi telo ini juga kaya zat antioksidan, vitamin A dan C, kaya serat, dan masih banyak lagi. Lebih lengkapnya silahkan disini.
"Besides simple starches, sweet potatoes are rich in complex carbohydrates, dietary fiber, beta carotene (a vitamin A equivalent nutrient), vitamin C, and vitamin B6. In 1992, the Center for Science in the Public Interest compared the nutritional value of sweet potatoes to other vegetables. Considering fiber content, complex carbohydrates, protein, vitamins A and C, iron, and calcium, the sweet potato ranked highest in nutritional value. (source : Wikipedia)

Kalo di negara kita sayangnya paradigma masyarakat nampaaknya belom banyak berubah. Umbi2an, salah satunya telo ini, malah dijadikan makanan kelas dua bahkan yg lebih menyedihkan..makanan ini dikaitkan sama kemiskinan.

Di Amerika dan Singapura berlomba2 ngembangkan umbi2an yg salah satunya telo ini. Di negara maju kaya Jepang, harga sebatang telo ini ampir sama dengan 1 buah apel. Malah kadang telo yg berwarna (orange ples ungu) lebih mahal daripada harga sebuah buah kiwi. Lebih2 kalo telo bakar di supermarket, bisa2 sebatang telo bakar lebih mahal dari 1 L susu lowfat segar ^o^.

Olah pangan berbahan telo, di sini (baca: Jepang) sudah banyak perkembangan variasinya. Mulai dari sekedar dibakar, dicampur sama nasi, di campur sayur lain buat tempura, sup, di buat kripik telo, dibuat olahan cake, ato buat filling kue ato toping muffin dan masih banyak lagi variasinya. Tapi dari sekian banyak variasinya, kita paling suka sama daigaku imo. Resepnya sudah pernah diposting sebelomnya. Selain bikinnya simpel, juga cepet.

Daigaku imo, daigaku artinya universitas, Imo artinya umbi2an. Daigaku imo ini sering dibuat di acara2 kampus yg menggelar festival dengan riuh suara musik, aneka kegiatan ples deretan stan2 makanan yang menggiurkan. Salah satu ato kadang lebih stan makanan biasanya jualan daigaku imo ini. Itu kali yg bikin panganan ini dinamai Daigaku Imo.

Hmmmm beberapa hari ini udara mendadak duingin. Cemil2 disuasana dingin begini ...mmm mak nyuss dweh. Loooo telooooo! (*^ω^)ノ

3 comments:

Lidia Sianturi said...

hehe..bianca pas umur 6-9bl seneng bgt maem telo...saiki wis pemilih bgt...angel maeme...

ROSY said...

oiya...wah lg angel maem yo Lid...
Jordan durung MPASI kan?

Lidia Sianturi said...

blom ros..msh nggandul d emaknya...hehehe...